Jumat, 14 November 2014

Harapan dalam Kesederhanaan

Aisyah. Seorang gadis kecil yang hidup dan juga dihidupi oleh mimpinya yang hidup bersama kedua orangtuanya, yang menginginkan hidupnya jauh lebih baik. Apakah itu terlalu muluk Tuhan, untuk seorang gadis kecil yang hidup dalam kesederhanaan?! Seorang gadis kecil yang hidup di sisi kelam sebuah kota besar. Mungkin, orang lain hanya menganggap sebagian dari dirinya itu manusia yang tidak pantas mempunyai mimpi  yang besar, yang hanya di pandang sebelah mata.
Mimpi yang menghidupkan hidupnya di lingkungan yang tidak memadai, yang tak sehat, yang begitu kotor dan kumuh. Namun, cita-citanya begitu dibutuhkan dan sangat berjasa bagi orang-orang yang membutuhkannya. Yaitu untuk menjadi seorang dokter. Aisyah, seorang gadis kecil ini yang memiliki mimpi dan harapan besar dalam hidupnya untuk menyambung kehidupannya di kemudian hari. Meskipun ia hanyalah seorang gadis kecil yang hidup begitu memprihatinkan. Namun, ia tidak pernah putus asa dalam menggapai semuanya. Ia selalu menerapkan segala pelajaran yang dianggapnya sangat berharga dalam menjalani kehidupan sehariharinya. Salah satunya adalah pelajaran agama islam, yang ia pelajari dari sebuah sekolah darurat yang di bangun oleh seorang dermawan.
Di sekolah itulah, ia belajar bagaimana ia harus tetap berdo’a dalam setiap memulai segala niat yang dituju, berusaha dalam menggapai semua harapan, bagaimana ia harus selalu ikhlas dalam memulai segala hal atau niatnya, dan yang terakhir adalah tawakal yang mengajarkannya bagaimana ia harus berserah diri kepada Allah SWT disaat dirinya belum mendapati apa yang ia inginkan ketika sudah berusaha semampu dirinya.
Namun, suatu ketika itu keluarganya tertimpa musibah. Yaitu ayahnya, yang mengalami sakit keras dan mengaharuskan dirinya membantu ibunya mencari tambahan uang untuk biaya berobat. Aisyah, seorang gadis kecil yang begitu cerdas dan selalu ceria meskipun hidupnya begitu sederhana. Kini, dirinya harus siap untuk berkeliling menjajaki dagangan buatan ibunya setapak demi setapak langkah kakinya ke setiap sudut gang kecil yang kumuh.
Setelah beberapa bulan berlalu, ayahnya meninggal.  Ia dan ibunya begitu terpukul, karena harus berpikir lebih keras bagaimana caranya mendapatkan uang untuk makan sehari-hari dan harus memikirkan biaya sekolah. Dan jalan yang di pilih oleh ibunya adalah yang meminta Aisyah untuk berhenti sekolah. Betapa sedihnya Aisyah saat ibunya memberi kabar yang begitu membuatnya sangat terpukul.
Karena, Aisyah begitu menikmati masa-masa indahnya di sekolah, meskipun hanya dalam sebuah sekolah darurat. Bagaimana ia dapat bertukar pikiran dengan sang pengajar, dengan teman-teman di sekolahnya, juga interaksi dengan lingkungan sosial lainnya yang membuat pengalamannya bertambah. Betapa berhati mulianya Aisyah, ia menyetujui permohonan ibunya. Dan kini, ia hanya bisa membantu ibunya berjualan.
Namun, setelah pulang menjajaki dagangannya. Aisyah tetap ingat dengan belajar, karena ia sadar, kini dirinya tak lagi bersekolah di sekolah yang dicintainya itu. Dan ibunyapun yang hanya sanggup mencari uang untuk sekedar makan sehari-hari setelah ayahnya meninggal.
Namun, setelah mengetahui muridnya tidak masuk sekolh selama beberapa bulan. Pak Ridho, seorang dermawan pemilik sekolah darurat, datang ke rumah Aisyah. Dan setelah banyak mengobrol. Akhirnya, Pak Ridho menginginkan Aisyah sekolah kembali di sekolah daruratnya. Karena, Aisyah adalah anak yang cerdas. Maka, beliau membebaskan segala biaya yang ada. Betapa terharunya Aisyah dan ibunya setelah mendapat kabar seperti itu. Dan kini, ia kembali bersekolah untuk menggapai semua mimpi besarnya agar dapat terwujud.

Dan  seiring berjalannya waktu, Aisyah kini menjadi seorang dokter profesional yang jasanya tidak diragukan lagi. Dan kini, ia dan ibunya hidup bahagia dengan lingkungan tempat tinggal yang sudah jauh dari sisi kumuhnya sudut kota besar, meskipun tanpa adanya seorang ayah lagi. Namun, itu semuanya sudah cukup membuatnya terharu dan mewakili kebahagiaannya bahwa ia dapat menggapai semua mimpi besarnya dengan cara selalu berdo’a kepada Allah SWT, selalu berusaha dengan gigih, selalu diikuti dengan hati yang ikhlas, dan selalu berserah diri kepada Allah SWT atau tawakal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar