Minggu, 15 November 2015

Pengaruh Internet Bagi Perkembangan Anak



Dewasa ini banyak sekali anak kecil yang sudah “dipercaya” untuk memilki gadget keluaran anyar yang sangat canggih. Namun, perlu disadari juga bahwa peran orang tua masih sangatlah penting untuk pembentukan karakter seorang anak. Banyak anak-anak yang diberi gadget dan orang tua seakan lupa dengan perannya karena merasa gadget sudah sangat mewakili dalam mengajari anak belajar misalnya. Biasanya orang tua memberikan gadget dan memberi anak-anak tersebut aplikasi atau konten yang pantas untuk anak, lalu orang tua sibuk dengan tugasnya masing-masing tanpa memperhatikan apa yang si anak butuhkan.

Sebenarnya saya cukup prihatin dengan perkembangan anak di zaman sekarang ini. Banyak anak yang perkembangannya kurang matang di masanya. Saya ambil contoh pada perkembangan motorik anak usia 3 tahun, biasanya anak-anak gemar melakukan gerakan-gerakan sederhana, seperti melompat serta berlari kesana-kemari; hal tersebut dilakukan untuk sekedar menyenangkan hati ketika menampilkan hal tersebut. Aktvitas pada anak usia 3 tahun tersebut dapat menjadi sumber kebanggaan dan prestasi yang cukup berarti jika dibandingkan dengan hanya bermain gadget. Pada usia ini, biasanya anak-anak juga senang bermain puzzle sederhana, ia masih meletakkan potongan-potongan itu dengan agak kasar. Bahkan ketika mereka belum mampu meletakkannya dengan benar, sering kali mereka terus mencoba meletakkan potongan puzzle tersebut dengan penuh semangat. Pada usia 4 tahun, anak-anak masih menikmati berbagai aktivitas sejenis, namun pada usia ini biasanya akan lebih berani. Dan koordinasi motorik halus pada anak usia 4 tahun sudah dapat memperlihatkan kemajuan yang bersifat substansial dan ia juga menjadi lebih cermat. Sedangkan pada anak usia 5 tahun, anak-anak mengembangkan jiwa petualang yang lebih besar lagi, si anak mulai mampu berlari kencang dan gemar berlomba dengan kawan-kawan sebaya maupun orang tuanya.  Koordinasi motorik halus pada usia ini telah memperlihatkan kemajuan yang lebih jauh lagi. Tangan, lengan, dan tubuh, semuanya bergerak bersama di bawah komando mata.

Bila dilihat untuk jam tidur si kecil, para ahli merekomendasikan agar anak-anak tidur selama 11-13 jam setiap malam (National Sleep Foundation, 2010). Sebagian besar anak-anak kecil tidur sepanjang malam dan satu kali tidur siang. Tidak hanya waktu tidur yang penting bagi anak-anak, tapi juga tidur yang tidak terganggu. Studi terbaru lainnya mengungkap bahwa anak-anak yang memiliki masalah tidur dari usia 3-8 tahun cenderung mengembangkan masalah remaja, seperti penyalahgunaan obat dan depresi di usia dini (dalam Santrock: Wong, Brower, &Zucker, 2009).

Selanjutnya ada pada masalah malasnya berolahraga. Dikarenakan sudah terlalu asyik untuk bermain gadget, biasanya anak-anak malas untuk diajak berolahraga. Karena, merasa game di gadget-nya itu lebih asyik daripada harus berlari atau berpanas-panasan di luar.

Selanjutnya dilihat dari proses belajar anak. Biasanya anak yang sudah terikat oleh gadget itu sulit untuk diajak belajar (meskipun tidak semua anak memiliki gangguan yang sama). Karena saat anak sudah di depan layar gadget, anak hanya akan diam terpaku oleh animasi-animasi dalam game atau aplikasi lainnya di gadget. Pada proses belajar ini, anak-anak akan semakin malas untuk diajak belajar dan dapat berkembang menjadi anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) yang meliputi pemahaman atau menggunakan bahasa lisan maupun tulisan, dan kesulitan tersebut terlihat dalam hal mendengar, berpikir, membaca, menulis, dan mengeja. Berikut merupakan tiga macam kesulitan tersebut adalah:
  1. Disleksia, yaitu kategori bagi individu yang memiliki gangguan parah dalam hal membaca dan mengeja.
  2. Disgrafia, yaitu kesulitan belajar yang mencakup kesulitan dalam menulis dengan tangan. Anak-anak disgrafia lamban dalam menulis, hasil tulisannya sangat sulit dibaca, dan sering kali membuat kesalahan ejaan karena tidak mampu menyesuaikan bunyi dengan huruf.
  3. Diskalkulia, gangguan yang sering disebut dengan gangguan perkembangan aritmatika, yaitu kesulitan belajar yang terkait dengan perhitungan matematika.

Jadi, untuk para orang tua atau kita yang senang dengan anak-anak. Perhatikanlah apakah si anak tersebut mengalami perkembangan yang baik atau tidak. Baik pada ruang lingkup kognitif, emosi, dan proses sosialnya di lingkungan. Tidak ada pelarangan dalam bermain gadget, tapi akan lebih baik bila orang tua mendampingi dan mengawasi anak dalam bermain gadget dan memperhatikan intensitas waktu yang telah dihabiskan anak dalam bermain gadget. Sudah seharusnya, orang tua menjadi pendamping yang baik untuk anak. Perhatikan perkembangan anak, apakah si anak melewati periode perkembangan sesuai usianya atau tidak. Perhatikan juga jam biologis anak yang seharusnya mereka dapatkan sesuai usianya. Bila ada yang terlewati pada periode seharusnya, maka saat remaja atau dewasa nanti si anak akan mengalami hal-hal yang tidak seharusnya terjadi dan menjadi kebiasaan yang berkelanjutan.







Sumber:

Santrock, John W. 2012. Perkembangan Masa Hidup Edisi Ketigabelas Jilid I. Jakarta: Erlangga.