Kamis, 19 Maret 2015

Minimnya Mutu Pendidikan di Indonesia

            Sebenarnya saya cukup prihatin dengan keadaan pendidikan di Indonesia yang masih belum merata dirasakan oleh anak-anak Indonesia, terutama pada anak-anak yang tinggal di daerah terpencil. Di lain sisi pasti banyak harapan untuk menganyam pendidikan yang layak dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi, namun banyak juga yang tidak dapat mewujudkan harapan tersebut. Meskipun jumlah institusi pendidikan dasar dan menengah terus meningkat sejak zaman kemerdekaan. Namun sangat disayangkan, masih banyak sekolah di Indonesia yang tidak memenuhi standar minimal pendidikan. Selain itu juga mutu pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan, lalu mutu guru-guru di Indonesia kurang mendapat perhatian dari pemerintah, sarana dan prasarana yang kurang dipenuhi, dan masalah lainnya.
                Selain itu, saya juga cukup prihatian dengan pendidikan yang tujuannya sebenarnya adalah untuk membentuk pribadi anak-anak bangsa untuk memiliki moral dan sikap yang baik, menjadikan anak-anak yang baik yang dapat beradaptasi dengan adanya globalisasi yang kian meningkat, dan tentunya membantu mewujudkan cita-cita anak dan menjadikan bangsa yang berkualitas. Namun jika saya bahkan anda yang melihat berita-berita dan tayangan di televisi, sudah banyak anak dan usia remaja yang melakukan hal-hal yang tidak seharusnya mereka lakukan. Seperti terjerumus dalam pergaulan bebas, pornografi, lalu melakukan tindakan kriminal, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan banyak anak di bawah umur yang sudah mencari nafkah hanya karena untuk menyambung hidupnya.
                Sudah dituliskan dalam Undang-undang Dasar (UUD) 1945 dalam pasal 31 ayat (1), mengatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Dan pasal 31 ayat (2), bahwa setiap warga negara wajib mengkuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Begitu pun dengan adanya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia yang menegaskan jaminan hak atas pendidikan. Pasal 60 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, menjelaskan bahwa memperkuat dan memberikan perhatian khusus pada hak anak untuk memperoleh pendidikan sesuai minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya. Penegasan serupa tentang hak warga negara atas pendidikan juga tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lalu pada pasal 53 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menegaskan bahwa negara dalam hal ini memiliki tanggung jawab memberikan biaya pendidikan dan/atau bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga tidak mampu, anak terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.
                Mungkin pemerintah juga tidak dapat bergerak sendirian untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, tapi kita sebagai kawula muda juga sudah sepatutnya bergerak untuk membantu memecahkan masalah-masalah tersebut. Mungkin dengan mengadakan perpustakaan keliling untuk menambah minat baca anak-anak agar semakin ‘penasaran’ dengan wawasan yang masih sangat luas untuk diketahui, lalu mengadakan penyuluhan atau motivasi ke sekolah-sekolah baik itu sekolah dasar, menengah, ataupun tingkat sekolah atas.
                Dan harapan saya sendiri sejujurnya ingin sekali memiliki sekolah di daerah terpencil dengan tujuan agar anak-anak daerah dapat mengenyam pendidikan secara layak dan tahu akan perkembangan zaman yang semakin pesat. Selain itu, saya ingin memiliki rumah baca untuk anak-anak di daerah, dan juga saya ingin mengurangi angka buta aksara di Indonesia. Saya harap tidak hanya saya sendiri yang memiliki harapan seperti ini, tetapi juga para kawula muda lainnya agar kita dapat bergerak bersama untuk mewujudkan Indonesia dengan bangsa yang berkualitas baik. Aamiin...




Sumber:



Rabu, 18 Maret 2015

PERSEPSI

Berikut ini merupakan bagan dari proses sensasi-persepsi pada manusia:

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Walgito (2004: 89-90):
1.       Faktor Internal:
    Alat indera, syaraf dan penysusunannya: Alat indera (reseptor) berfungsi untuk menerima stimulus atau rangsangan dari luar. Sedangkan syaraf sensori berperan dalam meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Supaya terjadinya respon diperlukan syaraf motorik.
    Perhatian: Perhatian merupakan tahap pertama sebagai persiapan mengadakan persepsi. Perhatian adalah pemusatan atau pengonsentrasian seluruh aktivitas individu pada satu atau sekelompok objek.
2.       Faktor Eksternal:
    Objek yang dipersepsi: Persepsi mengandaikan adanya objek yang dipersepsi. Suatu objek dapat menimbulkan stimulus yang memicu atau merangsang alat indera atau reseptor. Sebagian stimulus itu datang dari luar dan ada juga stimulus yang datang dari dalam individu yang memersepsi.
    Nilai-nilai dan kebutuhan individu: Salah satu faktor ini sangat mempengaruhi proses persepsi. Seorang seniman akan berbeda dalam pengamatan dibandingkan dengan orang yang bukan seniman. Penelitian menunjukkan pengamatan bahwa anak-anak dari golongan kurang mampu melihat koin (mata uang logam) lebih besar daripada anak-anak orang berada.

Berikut merupakan proses sensasi-persepsi:
1.       Stimulus, ada stimulus yang disadari dan tidak disadari. Walaupun perhatian individu cukup besar, tetapi bila stimulusnya tidak cukup kuat maka stimulus itu tidak dapat disadari dan karenanya tidak dapat dipersepsi oleh individu bersangkutan. Itu berarti stimulus harus memiliki batas kekuatan minimal (ambang stimulus) agar dapat menimbulkan kesadaran di pihak individu.
2.       Proses Transduktif adalah proses memunculkan energi fisik ke dalam aktivitas sistem syaraf. Transduktif terjadi dalam reseptor, yaitu sel-sel yang dikhusukan untuk mengubah secara paling efektif satu jenis energi. Umumnya selama proses transduktif, sel reseptor mengeluarkan energi fisik ke dalam suatu potensi atau voltasi listrik yang disebut Reseptor Potensial.
3.       Primary Area (Brain), korteks otak besar ini terhubung dengan bermacam struktur seperti talamus dan ganglia dasar guna pengiriman informasi melalui lintasan eferen dan aferen. Informasi dari indera diterima melalui talamus, sedangkan informasi olfactory akan melalui olfactory bulb menuju korteks olfactory. Korteks otak besar terbagi menjadi tiga area yaitu indera, gerakan, dan asosiasi.
4.       Association Area (Brain) adalah area pada korteks otak besar yang berfungsi untuk merekam pengalaman persepsi agar manusia dapat lebih efisien dalam melakukan interaksi dengan lingkungan di sekitarnya. Area ini juga berfungsi sebagai abstraksi dari pemikiran dan bahasa.
5.       Personalized Perception (Persepsi Pribadi), menurut Walgito (1993): Persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi, serta sikap yang relevan dalam menanggapi stimulus.


Minggu, 15 Maret 2015

Berbakat itu Karena Diasah

Hai para bloggers, hari ini hari Minggu. Meskipun hari Minggu adalah hari libur, berhenti bermalas-malasan. Ayo kita cari kegiatan positif yang bermanfaat! Nah untuk tulis-menulis kali ini, saya akan menuliskan bakat yang sering terasah dan cukup menghasilkan prestasi.

Subjek yang saya pilih kali ini adalah adik sepupu saya sendiri yang bernama Ilham Riyadi, siswa kelas XI dari salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di wilayah Jakarta Selatan. Mungkin sewaktu dia kecil, saya belum terlalu melihat kira-kira apa sih bakat anak yang satu ini. Namun lama-kelamaan, semakin dia dewasa saya selalu mendengar curahan hati dari ibunya bahwa dia itu sering sekali keluar bersama teman-temannya setelah pulang sekolah untuk bermain sepak bola atau futsal. Kadang saya berpikir, “Kenapa sih harus sering pulang malam gara-gara main bola gitu? Memangnya gak capek sama rutinitas sekolah yang tugasnya aja bikin pusing?”. Tapi ternyata saya salah, adik saya ini sudah membuktikan bahwa selama ini dia itu mengasah dan semakin mengasah kemampuannya atas kegiatan yang dia senangi. Presetasinya di beberapa turnamen sudah menjadi bukti bahwa dia berbakat dalam hal tersebut, ya meskipun dalam turnamen sudah dipastikan dia bermain bersama timnya.


Nah di atas ituadalah salah satu foto yang diambil setelah turnamen di SMAN 65 Jakarta. Tim dari SMAN 90 Jakarta mendapatkan juara 1 pada tahun 2014.

Sekian tulisan saya untuk kali ini. Saya harap kita semua (kawula muda) dapat semakin mengasah dan menggali bakat yang kita miliki sebenarnya. Have a nice weekend, Pals!




Rabu, 11 Maret 2015

Apakah Bakat Dan Pengalamannya Penting?

                  Selamat malam penikmat huruf di blog...
             Kali ini saya akan berbagi tulisan mengenai pentingnya dan pengalaman bakat pada setiap individu. Kira-kira apakah kalian sudah tahu atau bahkan sudah menyalurkan bakat apa yang kalian miliki sejak kecil?

          Sadar atau tidak, setiap orang memiliki bakat dan potensinya masing-masing. Meskipun terkadang diri kita sendiri masih suka bingung akan bakat yang kita miliki. Jadi, arti bakat yang sebenarnya adalah talenta, kepandaian, anugerah yang dibawa sejak lahir. Misalnya bakat dalam bernyanyi, melukis, dan bakat lainnya.

         Bakat bukanlah sifat tunggal, melainkan sifat tunggal yang secara bertingkat membentuk bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Sehingga, mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan tidak tahu bagaimana cara mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang laten (terpendam atau tak terlihat). Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat pada bidang yang akan ditekuni. Untuk itu, guru, orang tua, pembimbing perlu mengenal bakat anak-anaknya sehingga dapat memberikan pendidikan, pelatihan, dan menyediakan pengalaman sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

                  Menurut Crow&Crow (1989), bakat dapat dianggap sebagai kualitas yang dimiliki oleh semua orang dalam tingkat yang beragam. Bakat juga dapat dianggap sebagai keunggulan khusus dalam bidang perilaku tertentu, seperti musik, matematika, atau olahraga. Cattel (dalam Crow&Crow, 1989), mencoba menemukan perbedaan-perbedaan diantara individu dalam bidang-bidang seperti di bawah ini, yang berhubungan dengan ketajaman sensoris (indera), kekuatan otot dibandingkan dengan kemampuan mental lainnya yang lebih kompleks:
1.  Kekuatan menggenggam atau memegang
2.  Kecepatan gerkan lengan
3. Dua ambang mata pada belakang tangan
4. Jumlah tekanan yang diperlukan, yang mengakibatkan rasa sakit pada dahi
5. Perbedaan berat yang tidak begitu kentara
6. Waktu dalam bereaksi terhadap bunyi
7. Waktu yang dibutuhkan dalam menyebutkan sepuluh warna
8. Membagi garis menjadi dua yang masing-masing panjangnya 50cm
9. Kemampuan untuk mereproduksi selama jangka waktu 10 detik dengan ketukan, setelah itu subjek diminta untuk mengingatnya
10. Saat mengingat huruf-huruf yang berhubungan dengan pendengaran.

             Memperkenalkan anak pada berbagai hal menjadi salah satu cara untuk mengetahui minat, bakat, dan kemampuan anak. Orang tua perlu memperhatikan pada bidang apa anak menjadi tertarik, antusias, dan begitu senang saat diajak melakukan suatu kegiatan. Berikut beberapa cara menemukan bakat seorang anak:
1.   Stimulasi
 Anak melakukan beragam aktivitas baik di dalam atau pun di luar rumah. Ragam aktivitas tersebut seperti menyanyi, menggambar, menulis, berkebun, membersihkan rumah, berenang, dan aktivitas lainnya.
2.   Eksplorasi
 Motivasi anak untuk mengeksplorasi aktivitas yang disukainya. Bila anak sudah merasa puas dengan aktivitas, beri tantangan baru yang lebih sulit agar anak menguasai aktivitas tersebut.
3.  Amati
 Amati aktivitas anak secara langsung atau mintalah anak menceritakan aktivitasnya mulai pertama kali terlibat dalam aktivitas tersebut, perilaku anak selama beraktivitas, sampai komentar anak mengenai hasil yang didapatkannya.
4.   Reward
 Apresiasi ketekunan anak agar anak terus mengeksplorasi bakatnya.

                        Saya rasa cukup sekian sharing tentang bakatnya. Jadi intinya, bakat itu sangat penting untuk diketahui terutama untuk para orang tua yang masih belum tahu kira-kira bakat apa sih yang dimiliki seorang anak? Nah, untuk para orang tua yang masih bingung mungkin dapat mengikuti sedikit tips yang saya tulis di atas. Selamat malam...



Sumber Referensi:
http://blog.temantakita.com/menemukan-bakat-anak/