Jumat, 14 November 2014

Bumi Tersenyum Saat Kita Harmonis dengan Alam

Hai, kawan-kawan....
Namaku adalah Daun. Aku lahir di sebuah desa yang sampai saat ini masih aku cintai dan aku sayangi. Aku tinggal di sini, di Indonesia, yang memiliki ribuan pulau yang indah dan memiliki milyaran warisan dunia yang sangat menakjubkan keindahannya. Aku cinta negeriku ini, dimana perairannya menyumbang keindahan bumi yang tampak membiru.

Aku tinggal di sebuah desa, namanya Desa Suka Asri. Warga-warga di sini sangatlah ramah-tamah. Aku cintaaaa sekali dengan desa ini. Udaranya masih sejuk sekali. Berbeda dengan kota-kota yang sudah padat penduduk dan udaranyapun merusak paru-paru manusia, juga paru-paru alam di bumi ini.

Di desaku banyak warga yang mata pencahariannya masih memanfatkan alam sekitar, namun tidak merusak. Seperti bapak dan ibu tani yang setiap pagi hingga petang setia terhadap ladang taninya, lalu ada juga yang mengurus perkebunan, menternak hewan, dan masih banyak lagi. Termasuk ayahku, selain menjual hasil kebun di pasar. Ayah juga sangat cinta terhadap lingkungan dan alam. Biasanya sepulang dari pasar, ayah memberi makan domba-dombanya dan membersihkan kandangnya dari kotoran domba-domba tersebut. Tapi, ayah tidak pernah membuang sembarangan kotoran dombanya. Biasanya ayah mengumpulkan kotoran domba-domba tersebut, lalu kotoran tersebut dijadikannya pupuk untuk tanaman dan lalu di jual.

Ibuku hanyalah ibu rumah tangga biasa. Tapi, ibu adalah ketua PKK di desa kami. Biasanya tugas mereka memanfaatkan dan berkreasi dari bahan-bahan yang dapat di daur ulang atau Recycle. Ibuku sangat mencintai alam. Setiap beliau melihat halaman rumahnya kotor, pasti ibu segera membersihkannya. Apalagi, jika kotoran tersebut fisiknya berupa sampah plastik. Wah, ibu sangat suka! Karena, hal tersebut cukup menguntungkan untuk ibu. Karena adanya sampah tersebut, membuat ibu dan teman-teman PKK-nya semakin dapat berkreasi lebih jauh dan semakin mengembangkan pikirannya.

Dan satu lagi di anggota keluargaku, aku memiliki seorang kakak perempuan, namanya Bunga. Kakakku kini duduk di bangku Sekolah Menengah Atas atau SMA. Kakakku adalah salah satu orang yang sangat mencintai kebersihan, sama halnya denganku. Maka dari itu, kakak tidak pernah coba-coba untuk jajan sembarangan. Kakak selalu membawa bekal ke sekolah. Dan kakakku juga selalu membawa air mineral dari rumah yang disimpannya dalam botol minumnya. Kakak tidak pernah mau membeli air minum kemasan. Karena, kakak tidak ingin menambah sampah plastik yang semakin bertumpuk di bumi ini. Biasanya, proses yng dijalani kakak dinamakan Reuse atau penggunaan kembali barang yang masih bisa digunakan. Dan penduduk di desa ini juga tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh anggota keluargaku. Mereka selalu bergotong royong dalam menjaga desa ini. Setiap hari Minggu, biasanya peduduk desa kami bersama-sama bekerja bakti. Seperti membersihkan saluran air, menanam tanaman-tanaman yang kuat meyerap air, mengubur barang-barang yang sekiranya sudah tidak digunakan lagi, dan lain-lainnya.

Di desa kami sangat mendukung dan mencoba menerapkan program-program yang di buat oleh pemerintah seperti, “Menanam Seribu Pohon” untuk membantu penyerapan air, menerapkan program KB atau Keluarga Berencana untuk mengurangi angka kelahiran agar bumi tidak semakin padat, dan program-program lainnya. Di desa kami juga harus memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan atau membuang sampah ke sungai. Hal tersebut sangat disarankan tentunya kepada seluruh penghuni planet ini, agar aliran sungai dapat mengalir seperti seharusnya. Warga-warga desa ini juga masih sangat gemar bepergian menggunakan sepeda. Karena, bepergian meggunakan sepeda sangat berguna untuk mengurangi dampak polusi udara yang sangatlah merusak.

Dan aku, meskipun aku seorang gadis kecil yang masih duduk di tingkat Sekolah Dasar, tapi aku selalu belajar dari semua yang diterapkan dan dijarkan oleh keluarga dan lingkungan sekitarku. Bukan hanya keluarga, bahkan alam ini membuatku sadar betapa pentingnya menjaga seluruh permukaan bumi ini, beserta isinya. Bapak-Ibu guruku di sekolah juga selalu mengajarkan bagaimana caranya agar bumi tetap hidup dan kita sebagai penghuninya agar tetap dapat menghuni planet ini.

Efek rumah kaca sangatlah berdampak negatif terhadap lapisan ozon yang kini mulai menipis. Produksi kendaraan seperti motor dan mobil juga seharusnya dikurangi demi kelangsungan hidup kita di masa selanjutnya. Menurut buku yang aku baca, planet bumi adalah planet ketiga yang “dekat” dengan sumber tata surya setelah planet merkurius dan venus. Coba kalian pikirkan kawan, apa jadinya jika lapisan ozon kita semakin menipis dan jarak antara bumi dan matahari kurang lebih 149.600.000 KM? Dan tentunya udara akan semakin panas dengan menipisnya perantara tersebut. Dan lapisan es di kutub juga akan terus mencair dan membuat kota-kota yang datar semakin tenggelam dan lalu hilang.

Nah, mulai dari sekarang. Marilah kawan kita jaga bumi kita ini dengan melakukan hal yang tidak menguntungkan diri kita sendiri. Mari kita jaga dan rawat bumi ini, sebagaimana kita menjaga dan merawat diri kita sendiri. Kita sebagai manusia yang di beri akal kepada Tuhan Yang Maha Esa, harus bisa berpikir bagaimana caranya agar hubungan kita dengan alam akan tetap terjaga ke-harmonisan-nya.

Save Our Earth!!!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar