Pada
tulisan kali ini penulis akan menulis tentang perbedaan bakat dan kreativitas.
Sebelumnya, penulis menulis di blog ini untuk memenuhi tugas Softskill.
Pada
dasarnya belum terdapat pengertian yang sama tentang keberbakatan dari beberapa
ahli. Hagen dan Hollingworth (dalam Hawadi, 2002) membedakan antara gifted dan talented. Gifted ditujukan pada individu dengan kemampuan unggul
dibidang seni, musik, dan drama. Kemudian Cutts dan Musseley (1957 dalam
Hawadi, 2002) membedakan antara bright dengan
gifted dan talented. Menurut kedua tokoh tersebut, bright diartikan individu yang mampu menempuh pendidikan tingkat
Sekolah Menengah Atas (kolese) dan
lancar dalam karier yang dipilihnya. Gifted
diartikan individu yang memiliki potensi yang lebih tinggi daripada
individu dengan tingkat bright, sedang
talented menunjuk pada individu yang
memiliki kemampuan tidak lazim (luar biasa dibidang akademis, tanda umum adalah
adanya kemampuan yang tergolong superior).
Pandangan
yang terbaru mempersepsikan keberbakatan tidak hanya dari satu segi saja yaitu
kemampuan intelektual, tetapi juga dari segi lain atau kemampuan lain, misalnya
kreativitas, seni, olahraga, dan lain-lain. Pandangan terakhir tersebut
dikategorikan dalam pendekatan yang menggunakan kriteria majemuk atau
multi-kriteria. Contoh pandangan yang menggunakan pendekatan tersebut adalah
pandangan USEO (United States Office of Education) dan pandangan Renzulli.
Sedangkan
kreativitas secara konvensional didefinisikan dengan pendekatan tiga P, yaitu
pribadi yang kreatif, proses kreatif,
dan produk kreatif (Barron 1988 dalam Davis 1993: 39). Santrock
(2008:366) kreativitas ialah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara
baru dan tak biasa dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu
problem. Selain itu Samsunuwiyati (2010:175) berpendapat bahwa
kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multi-dimensional, sehingga sulit
didefinisikan secara operasional.
Kreativitas
membutuhkan rangsangan dari lingkungan untuk berkembang secara optimal.
Beberapa faktor yang menentukan adalah:
1. Kebebasan:
orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak.
2. Respek:
orang tua yang menghormati anaknya sebagai individu, percaya akan kemampuan
anak mereka, dan menghargai keunikan anak mereka.
3. Kedekatan emosi yang sedang: kreativitas akan
dapat dihambat dengan suasana emosi yang mencerminkan rasa permusuhan,
penolakan, atau rasa terpisah.
4. Prestasi bukan angka: orang tua anak kreatif
menghargai prestasi anak, mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya, dan
menghasilkan karya-karya yang baik.
5. Orang tua aktif dan mandiri: sikap orang tua
terhadap diri sendiri amat penting karena orang tua merupakan model bagi anak.
6. Menghargai
kreativitas: anak yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari orang tua untuk
melakukan hal-hal yang kreatif.
Kendala
terhadap produktivitas kreatif dapat bersifat internal, yaitu berasal dari
individu itu sendiri. Dapat pula bersifat eksternal, yaitu terletak pada
lingkungan individu, baik lingkungan makro maupun lingkungan mikro. Kendala
internal yaitu keyakinan bahwa lingkunganlah yang menyebabkan dirinya tidak
mempunyai kesempatan mengembangkan kreativitasnya. Kendala eksternal antara
lain yaitu tentang evaluasi, pujian, perasaan diamati selagi mengerjakan
sesuatu, pemberian hadiah dan persaingan.
Menurut Utami Munandar (2009:71) kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan ide-ide baru yang ada dalam dirinya
sendiri. Adapun ciri-ciri dari kreativitas adalah:
1.
Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam
2.
Sering mengajukan pertanyaan yang
baik
3.
Memberikan banyak gagasan atau usul
terhadap suatu masalah
4.
Bebas dalam menyatakan pendapat
5.
Mempunyai rasa keindahan yang dalam
6.
Menonjol dalam salah satu bidang seni
7.
Mampu melihat suatu masalah dari berbagai
segi/sudut pandang
8.
Mempunyai rasa humor yang luas
9.
Mempunyai daya imajinasi
10.
Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam
pemecahan masalah
Jadi, bakat dan
kreativitas adalah saling berkaitan satu sama lain. Kebutuhan sosial akan kreativitas
dirasakan di mana-mana dan tampak dalam sistem pendidikan, penggunaan waktu
luang, pengembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan keluarga. Makna dari
pengembangan kreativitas berkaitan dengan kualitas perwujudan diri, peningkatan
kemampuan berpikir kreatif, kepuasan dalam mencipta, dan peningkatan kualitas
hidup. Sikap orang tua dalam mendukung kreativitas anak juga sangat diperlukan
dengan menyediakan sarana pendukung dan motivasi serta mengembangkan hobi dalam
keluarganya masing-masing. Dalam kegiatan pembelajaran guru harus senantiasa
berusaha memikirkan bagaimana cara menumbuhkan kreativitas siswa dalam belajar,
dengan mempertimbangkan tahap-tahap munculnya kreativitas (persiapan, inkubasi,
iluminasi, verifikasi).
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar